Sabtu, 08 November 2008

mengapa Selalu benar 1 ?

Tak pernah aku menyadari semua kapan tepatnya aku merasa keanehan ada dalam hidupku.
Aku hanya bernafas untuk menjalani sebuah kehidupan. Terlahir dengan tangisan kedunia, bernafas,dll. Hingga kini aku telah dewasa.


Bermula saat aku kecil, tak kuingat pasti kapan semua itu terjadi. Yang aku alami hanya sebuah kebingungan. mengapa semua yang terlintas atau terucap dalam lisanku selalu benar. Dalam diriku yang masih kanak- kanak dan polos, aku hanya dapat berkata "tu kan bener apa yang vilda bilang. Gak ada yang percaya sih.". Ucapan itu hanyalah ucapan seorang anak- anak yang merasa bangga jika apa yang ia lakukan benar.


Berlanjut...
Aku sudah mulai bisa mengingat sesuatu tentang sesatu kejadian.
Kala itu, aku tengah duduk di bangku sekolah dasar kelas lima SD.
Aku dan teman- teman dari tempat kursus Bahasa Inggris sedang studi tour ke Kebun Raya Bogor.


Pada waktu itu, kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan kami juga ditugaskan untuk mencari 20 tanda tangan orang bule dan 20 tanda tangan orang indonesia.Sangatlah mudah untuk mendapatkan tanda tangan orang indonesia sebanyak 20 tanda tangan. Karena kebun raya terletak di Indonesia dan orang Indonesia pun banyak terdapat di dalamnya.Tetapi bagaimana untuk tanda tangan orang bule, bukanlah hal mudah untuk mendapatkannya.


Langkah terus melaju mengililingi Kebun Raya Bogor yang sangat luas guna untuk meminta tanda tangan orang Indonesia dan orang Bule.
20 tanda tangan orang Indonesia sudah didapat, bagaimana dengan tanda tangan orang Bulenya?. Aku dan teman- temanku terus mengelilingi Kebun Raya Bogor.
sekian lama kita berkeliling, tak satu pun juga tanda tangan di dapat.
"kesana aja" ucapku
Aku tak kebingungan, bagaikan seorang guide, aku memandu teman- temanku untuk melangkah mengikuti kata hatiku.


Satu demi persatu tanda tangan orang bule didapat.
Meskipun tak sesuai harapan yang diinginkan, aku dan teman- temanku tetap mendapatkan tanda tangan yang lumayan jumlahnya.
Disaat terakhir sebelum waktu yang ditentukan oleh guru kami habis, aku kembali memandu teman- temanku untuk melangkah, disaat itu kembali satu tanda tangan orang bule di dapat. "tu kan bener kan feeling gua."
"feeling gua itu selalu benar."
Dengan ringannya aku berucap bahwa feeling aku selalu benar.
Disaat aku mengucapkan itu, aku sama sekali tak mengetahui apa- apa.
Hanya berjalan saja dalam kebingungan bersama dengan firasat- firasat yang terus terjejak dalam hari- hariku.
_vilda_

0 komentar:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger